Salah satu tantangan pemilik bisnis adalah mampu optimalkan restock dalam penjualan. Hal tersebut dapat memastikan inventaris tidak dalam keadaan kosong. Ketika ada permintaan dari konsumen, maka dapat dipenuhi tepat waktu.
Maka dari itu, pemilik bisnis harus tahu kapan waktu untuk melakukan restock. Sebab, ini bisa menjadi faktor paling krusial dalam operasional sehari-hari. Tanpa adanya stok barang yang cukup, penjualan bisa terhambat.
Beberapa tips sukses optimalkan restock adalah sebagai berikut.
1. Lakukan Proyeksi Penjualan
Restock yang benar dilakukan dengan tidak sembarangan. Kamu bisa melakukan proyeksi penjualan berdasarkan laporan penjualan data historis, tren konsumen, dan data musiman. Sehingga, dapat membantu merencanakan restock barang.
Dengan melakukan proyeksi ini, kamu akan tahu berapa banyak stok yang harus dipersiapkan dan kapan waktu terbaiknya.
2. Buat Perjanjian dengan Pemasok
Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok atau produsen merupakan hal yang perlu dilakukan. Selain itu, kamu juga perlu melakukan perjanjian untuk menjamin bahwa mereka menyediakan barang sepanjang tahun. Tentunya dalam jumlah dan waktu pengiriman yang sudah disepakati.
Kerja sama ini dapat membantu melindungi kamu dari terjadinya keterlambatan restock. Terutama saat terjadinya lonjakan permintaan yang tiba-tiba.
3. Gunakan Sistem Manajemen Inventaris Otomatis
Tips selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan sistem manajemen inventaris otomatis. Pelacakan inventaris yang dilakukan secara manual umumnya tidak efisien dan rawan kesalahan.
Namun, dengan sistem digital ini, mampu mengawasi persediaan secara realtime. Lalu, dapat memberi notifikasi ketika stok suatu barang mencapai jumlah minimum. Sehingga, kamu dapat melakukan restock tepat waktu tanpa harus terus-menerus memantau stok secara manual.
4. Lakukan Audit
Penting untuk memastikan bahwa data dalam sistem manajemen inventaris mencerminkan kenyataan di gudang atau pusat distribusi. Dengan melakukan audit inventaris, termasuk menghitung stok barang secara fisik, dapat mengidentifikasi bila ada ketidakkonsistenan. Sehingga, dapat membantumu memastikan keakuratan data yang digunakan untuk proses restock.