Sama-sama termasuk proses terpenting dalam suatu bisnis, terdapat beberapa perbedaan WMS dan SCM yang perlu Anda ketahui.
Pasalnya, meskipun mirip, kedua proses tersebut memiliki konsep dan cakupan yang berbeda.
Mari simak apa saja perbedaannya supaya dapat menerapkannya dengan tepat.
Perbedaan WMS dan SCM
Untuk memberikan layanan yang memuaskan, perusahaan perlu memiliki pengelolaan gudang dan supply chain yang baik. Apalagi kepuasan pelanggan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan bisnis.
Inilah yang membuat banyak perusahaan berbondong-bondong mengadaptasi sistem terkomputerisasi dengan software WMS dan SCM.
Implementasi software tersebut memungkinkan pengelolaan produk berlangsung secara akurat dan efisien.
Adapun perbedaan antara keduanya dapat dilihat dari berbagai segi. Berikut penjelasannya:
1. Pengertian
WMS (Warehouse Management System) adalah sistem yang membantu pengelolaan pergerakan barang keluar masuk gudang.
Sistem ini mempercepat lead time secara otomatis serta memungkinkan pencatatan semua transaksi inventory dan jumlah stok secara real time dan akurat. WMS software juga membantu memperlancar berbagai aktivitas pergudangan lain.
Sementara itu, SCM (Supply Chain Management) merupakan penanganan produk mulai dari bahan baku hingga sampai ke tangan konsumen. SCM mencakup pengelolaan dan pengendalian rantai pasok.
WMS sebagai pengelola pergudangan merupakan bagian dari SCM.
2. Tujuan Utama
WMS bertujuan untuk mengelola operasi pergudangan, meliputi penerimaan, penyimpanan, pengambilan hingga pengiriman barang.
Sedangkan, SCM memiliki tujuan mengelola seluruh rantai pasok, yang mana meliputi proses produksi, pergudangan, distribusi, dan pengelolaan permintaan.
3. Cara Kerja
WMS bekerja dengan menerapkan sistem terkomputerisasi dalam pengelolaan gudang. Penggunaan teknologi dalam WMS memungkinkan perusahaan untuk mengontrol dan mengelola gudang dengan efisien.
Sedangkan, cara kerja SCM adalah mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi, kemudian mengirimkan ke tangan konsumen. Dari cara kerjanya bisa dilihat bahwa SCM memiliki cakupan yang lebih luas daripada WMS.
4. Fokus Utama
SAP WMS adalah tool untuk mengelola stok yang tersedia dalam database, perpindahan barang, dan memperbarui sistem pengelolaan stok. Dengan kata lain, fokus utama WMS adalah optimalisasi operasi pergudangan.
Sementara itu, SCM memiliki fokus utama pemrosesan bahan baku melalui upaya kumulatif mulai dari manufaktur, distributor, dan ritel.
5. Ruang Lingkup
WMS memiliki ruang lingkup yang terbatas pada tugas internal gudang dan persediaan.
Sedangkan, SCM ruang lingkupnya lebih luas karena melibatkan koordinasi berbagai elemen dalam rantai pasokan, yaitu pemasok, produsen, distributor, dan konsumen.
6. Proses Terkait
WMS melibatkan proses-proses terkait stok barang, mulai dari penerimaan, penyimpanan, manajemen stok, pengambilan, packing, pengiriman.
Sementara itu, SCM meliputi perencanaan rantai pasokan, perencanaan produksi pengelolaan permintaan, koordinasi aliran barang, hingga pengiriman ke konsumen.
7. Perangkat Lunak Umum
Contoh warehouse management system yaitu Oracle WMS, JDA Software, dan Manhattan Associates.
Sementara, contoh software SCM antara lain: Oracle SCM, IBM Sterling, dan SAP SCM.
Baca juga: 6 Proses Warehouse Management System Lengkap
Dapatkan Gudang Penyimpanan Terbaik
Mengimplementasikan WMS dan SCM dengan tepat berperan penting bagi kelancaran operasional bisnis. Untuk menjamin efisiensi, maka perusahaan sebaiknya juga memiliki penyimpanan yang memadai.
Kailo Jayapura menyediakan solusi penyimpanan terbaik untuk bisnis Anda. Kami memiliki gudang pada lokasi strategis di Jayapura, sehingga ideal untuk melakukan pengiriman dengan lebih hemat dan cepat.
Setelah menyimak perbedaan WMS dan SCM, Anda dapat melihat bahwa efisiensi aktivitas pergudangan berpengaruh besar bagi kelancaran bisnis. Jadi, tunggu apa lagi? Segera hubungi WhatsApp ke nomor 0812-1212-5248 untuk memesan.