Kulit adalah garda terdepan yang melindungi tubuhmu dari lingkungan luar. Sayangnya, lapisan ini juga rentan diserang beragam virus penyebab infeksi menular. Jika tidak diatasi cepat, kelainan kulit karena virus dapat meninggalkan bekas, menurunkan kepercayaan diri, bahkan memicu komplikasi serius.

Melalui artikel ini, kamu akan mengenali daftar penyakit kulit karena virus. Lengkap dengan gejala khas dan langkah pencegahan.

1. Herpes Simpleks (HSV-1 & HSV-2)

Parasit mikro berinti DNA ini menimbulkan lepuhan berkelompok pada bibir (cold sore) atau area genital. Lesi terasa gatal, nyeri, lalu pecah meninggalkan keropeng. Penularannya terjadi lewat kontak kulit-ke-kulit, termasuk ciuman atau hubungan seksual tanpa pengaman. Menurut CDC, 1 dari 6 orang usia dewasa positif HSV-2, namun banyak yang tidak menyadarinya karena gejala sering samar

Kamu dapat menurunkan risiko dengan memakai kondom, tidak berbagi alat makan saat ada luka aktif, serta mengonsumsi obat antivirus (acyclovir) bila dokter meresepkannya. Penting juga untuk mengelola stres dan menjaga imun—dua faktor yang kerap memicu kekambuhan lepuhan HSV.

2. Varisela (Cacar Air)

Varisela-zoster virus (VZV) memicu bintik merah gatal yang cepat berubah menjadi vesikel berisi cairan. Lesi menyebar dari wajah ke badan, hingga akhirnya mengeriput dan rontok. WHO mencatat cacar air sangat menular melalui percikan salur​an napas dan kontak cairan lepuh, terutama pada anak-anak

Bila kamu terinfeksi, istirahat total dan mandi air hangat ber-antiseptik dapat meredakan rasa gatal. Vaksin varisela dua dosis—umumnya diberikan usia 12–18 bulan dan 4–6 tahun—terbukti menurunkan kejadian hingga 90 %. Meski jarang, infeksi pada orang dewasa bisa menyebabkan pneumonia, jadi jangan sepelekan imunisasi lanjutan.

3. Herpes Zoster (Shingles)

VZV “tidur” dalam saraf usai cacar air dan dapat “bangun” bertahun-tahun kemudian sebagai herpes zoster. Gejalanya dimulai dengan nyeri saraf menusuk, disusul ruam berderet mirip sabuk di satu sisi tubuh. Studi Mayo Clinic menyebut 1 dari 3 orang akan mengalami herpes zoster dalam hidupnya

Vaksin rekombinan Shingrix direkomendasikan mulai usia 50 tahun. Jika kamu terserang, antivirus maksimal 72 jam setelah ruam muncul dapat memangkas lama sakit sekaligus risiko neuralgia pascaherpes—rasa nyeri yang menetap berbulan-bulan.

4. Kutil (Human Papillomavirus/HPV)

HPV memiliki lebih dari 100 genotipe; sebagian menyerang kulit sehingga muncul kutil kasar di tangan, kaki, atau lutut. Lesi berkembang saat virus masuk melalui luka mikroskopik, lalu merangsang pertumbuhan sel berlebihan. American Academy of Dermatology menegaskan kutil dapat menular lewat handuk atau alas kaki bersama.

Cegahlah dengan menjaga kebersihan tangan dan mengenakan alas kaki di area lembap publik. Bila kutil sudah muncul, dokter bisa menggunakan krioterapi, asam salisilat, atau laser. Ingat, kebiasaan “mengelupas” kutil justru menebar virus ke area lain kulitmu.

5. Molluscum Contagiosum

Virus pox ini menimbulkan papul berbentuk kubah kecil dengan titik pusat seperti “umbilikus”. Lesi sering muncul di lengan, ketiak, atau lipatan paha anak-anak, tetapi dapat pula menular antar-orang dewasa lewat kontak intim. Data British Association of Dermatologists menyebut 90 % kasus sembuh sendiri dalam 6–12 bulan, namun tetap menular selama benjolan ada

Kalau kamu terganggu estetika atau takut menulari keluarga, terapi pilihan meliputi kuretase, krioterapi, hingga obat topikal imiquimod. selepas tindakan, jaga kebersihan pakaian dan hindari berenang bersama sampai kulit benar-benar bersih dari papul.

6. Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD)

Coxsackievirus A16 dan enterovirus 71 memunculkan luka melepuh di mulut, telapak tangan, dan telapak kaki balita. Demam ringan, tidak nafsu makan, dan iritabilitas adalah tanda awal. Kementerian Kesehatan RI menilai HFMD mudah mewabah di daycare melalui droplet, mainan, serta popok kotor

Walau umumnya sembuh dalam seminggu, dehidrasi dapat terjadi karena anak enggan minum akibat nyeri mulut. Pastikan kamu menawarkan cairan dingin dan makanan lunak, serta mensterilkan mainan setiap hari agar transmisi berhenti.

7. Monkeypox (Mpox)

Sejak 2022, monkeypox merebak di beberapa negara—termasuk kasus impor di Indonesia. Orthopoxvirus ini menimbulkan lesi pustular berlapis, demam, dan limfadenopati. Penularannya tidak hanya dari hewan, tetapi juga kontak erat kulit dan barang pribadi penderita. WHO menegaskan isolasi mandiri hingga keropeng rontok sepenuhnya sebagai prosedur utama pengendalian wabah.

Jika kamu mengalami ruam dicurigai mpox, segera periksa ke fasilitas kesehatan untuk tes PCR. Pengobatan bersifat suportif, namun antivirus tecovirimat dapat digunakan dalam kasus berat. Vaksin smallpox generasi baru (Jynneos) juga sudah tersedia untuk populasi berisiko tinggi.

Kesimpulan

Mengetahui daftar penyakit kulit karena virus penting agar kamu mampu mendeteksi dini, mencegah penularan, dan menentukan kapan harus ke dokter. Dengan begitu, kamu tak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu memutus rantai penularan penyakit virus di komunitasmu. Semoga informasi ini membuat kamu lebih sigap menjaga kesehatan kulit setiap hari!

Hubungi Kami di WhatsApp
1